Terkadang aku ingin membakar
Tak jarang ingin membunuh
Ketika ku mendengar janji" manis
Tapi kosong belaka
Apa mereka berpikir janji adalah makanan pokok kita
Atau bisnis janji adalah bisnis yang paling menjanjikan
Atau senyum dan curahan hati mereka membantu?? Malah membuat muak!
Persetan mereka bicara pendidikan gratis
Persetan mereka bicara kesehatan gratis
Persetan..
Dibalik janji-janji itu mereka begitu bernafsu meraup rupiah
Dibalik janji-janji manis itu rakyat tergulung ombak kepahitan hidup
Tak bisa dilupakan saat saudara kita di timur di tempat emas bergelimang mati kelaparan..
Si tong sampah janji hanya bilang itu akibat perubahan iklim..
Tak bisa dilupakan kekayaan kita dengan mudahnya digenggam monster-monster asing itu
Si tong sampah janji hanya bilang itu cara untuk meningkatkan devisa
Tak bisa dilupakan nyawa anak, ibu, ayah, kakak, teman kita dijadikan sampah oleh penguasa
Si tong sampah janji hanya bilang lupakan saja
Tak bisa dilupakan sang anak mati karena sang bapak ditolak Rumah Sakit..
Si tong sampah janji betul-betul "sakit"!
"Aku tak malas seperti yang orang-orang pintar itu tuduhkan
Aku tak percaya janji karena aku tak butuh janji
Aku tidur 1 jam bersama bintang
Aku bekerja 23 jam untuk bertahan dalam rimba tak berpohon ini
Aku...
Aku dimiskinkan
Aku tidak miskin
Aku, kita, kami dirampas, dicerabut!"
Pekik jutaan rakyat negeri mencekam ini..
Pahit..
Pahit..
Hingga lupa bagaimana pahit itu rasanya..
Manisnya tertinggal dalam kantong-kantong mereka..
Manisnya tertinggal di kasur empuk dan meja makan mereka yang penuh..
_merindu pemimpin jujur_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar