Senin, 08 Maret 2010

MENERIMA MASA LALU

Seorang sahabat, mengajarkan aku untuk menerima masa lalu..
Aku tidak tahu pasti, apa aku sudah bisa melakukannya, semoga, setidaknya aku berusaha..

Cerita tentang Seorang "Aku"

Ayahku laki-laki biasa, aku tidak terlalu mengenal dia,
Jangan tanyakan tentang kebiasaannya, aku buta tentang itu
Tapi satu hal, aku menyayanginya dan aku memutuskan untuk mencintainya..

Waktu aku berusia 2 bulan, ayah dan ibu resmi berpisah, meski memang sudah sejak lama mereka tidak lagi bersama. Aku baik-baik saja, tidak ada yang berubah, kata ibu aku tidak menangis. Beruntung, semenjak lahir, ayah memang belum pernah menggendongku

Aku tidak ingat persis, kapan ibu mengenalkan ayah padaku. Yang aku ingat, ibu pernah berkata pada adiknya, “bagaimanapun juga dia ayah mereka”. Tidak banyak yang berubah, aku rasa aku masih belum terlalu paham karena saat itu aku baru kelas 2 SD. Yang kutahu, aku mulai bisa merasakan sakit. Satu peristiwa yang kuingat, saat itu, aku tidak bisa meneruskan kalimat di papan tulis: “Ibu memasak nasi di dapur, sedangkan ayah ….. di ruang tamu”. Hehe.. aku tidak tahu harus menulis apa, aku menangis, mungkin karena takut ibu guru marah atau entah karena apa.

Tahun-tahun selanjutnya setidaknya sampai SMA, aku menjadi anak yang cukup baik. Masuk sekolah unggulan. Semua itu bukan tanpa alasan. Bertahun-tahun ibu berusaha mencukupi semuanya, membuat aku tidak pernah merasa kurang. Dan semua itu kulakukan untuk ibu, setidaknya aku ingin membuat dia bangga. Siapapun pasti akan melakukan hal yang sama jika hampir tiap malam melihat ibunya menangis kepayahan. Perlu aku katakan, tentang ayah dan ibu-aku, ada hal yang rumit, unfinished.. Mungkin karena kami belum bisa sepenuhnya menerima..

Aku dan Ayah,

Aku percaya ada yang namanya ikatan batin
Aku percaya apa arti hubungan darah, bagaimanapun juga dia lebih kental daripada air

Jika kalian bertanya bagaimana perasaanku pada ayah, seperti ini pernah kurasa

Untuk air mata ibu selama belasan tahun, aku ingin membenci ayah
Untuk rasa iri, hampa, gusar dan kehilangan, aku ingin membenci ayah
Untuk rasa takut akan kembali kecewa, aku rasa lebih baik membenci ayah
Ayah, yang membuatku selalu bertanya-bertanya seberapa berarti ak, aku ingin membencinya

Tapi hanya ingin, karena kupikir itu yang seharusnya,
Tapi hanya ingin, bukan sebenarnya dari hati, kenyatannya tidak bisa, karena dia ayahku

Jika kalian bertanya bagaimana perasaanku pada ayah, aku akan bilang, aku sangat mencintainya. Menatap punggungnya selalu membuatku sesak dan menangis, aku mencintainya
Bagiku, ayah hanyalah pria yang kewalahan dengan egonya, aku ingin memeluknya, aku tahu dia juga kelelahan, dia hanya tidak tahu bagaimana cara berhenti

Hah.. semua akan jadi lebih baik dari hari ke hari, aku yakin itu
Sekarang, masih sering ada selisih, kecewa, dan air mata, tapi semua akan membaik
Kadang aku masih tak mampu membendung tangis, ya, aku masih harus banyak belajar bagaimana menerima dan menjadi dewasa
Tapi sekarang aku tahu yang kuinginkan, menjadi anak yang bisa diandalkan
Melindungi keluargaku dan membuat mereka semua dalam bahagia yang sebenar-benarnya..

“kehidupan sekarang dan esok terikat pada simpul masa lalu, kita tidak akan pernah benar bisa hidup jika tidak membiarkan masa lalu itu menjadi bagian dari hidup kita”


Untuk teman-teman semua, notes ini untuk kalian, saya cuma mau cerita, krn kalian adalah orang-orang yg sangat berarti dalam hidup saya, kalian telah mengajarkan saya bagaimana hidup dengan lebih baik, dengan cara" yang luar biasa. Dan yang pasti, kalian membantu saya mendekat pada Tuhan, bentuk cinta terindah dari kalian, terima kasih.

Saya bharap kalian selalu bahagia, benar-benar bahagia, kalian harus bahagia ya, meraih mimpi-mimpi kalian, dan membahagiakan sebanyak mungkin orang. Jangan pernah menyerah. Kita akan bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang, bagi agama dan bangsa kita, seperti doa-doa orang tua kita.

“TUHAN telah menghidupkan kita dan menyiapkan cerita sendiri-sendiri untuk kita, ada perih dan bahagia yang mungkin hanya bisa kita definisikan sendiri. Kita akan mampu menghadapi segala sesuatunya. Dia memberikan yang terbaik, karena Dia Maha Mengetahui dan Maha Mengasihi”

1 komentar:

  1. setuju mbak bagaimana sikap seorang ayah dia tetap ayah kita dan kita tidak bisa membencinya

    BalasHapus